[You must be registered and logged in to see this image.]Pengembangan mobil listrik tiba-tiba marak di Indonesia. Berbagai prototipe mobil yang menggunakan energi listrik sebagai motor penggerak sudah beberapa kali “dipamerkan” ke publik, yang dimotori oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan.
Jika memang jadi, mobil listrik produksi nasional akan bersaing dengan pemain-pemain lama mobil listrik baik dari Jepang, Korea, maupun Cina. Tidak hanya soal spesifikasi tapi juga harga, sebab mobil listrik nasional yang mengemuka harganya relatif masih tinggi. Sebut saja Ferrari milik Dahlan Iskan, Tucuxi, dibanderol Rp 1,5 miliar. Evina mungkin bisa jadi alternatif pilihan masyarakat karena harganya berkisar Rp 135 juta-200 juta.
Kompetisi harga tidak bisa dianggap enteng. Di tengah agresivitas pasar mobil, perusahaan Alvarez Electric Motors Company (AEMC) asal China telah meluncurkan tiga mobil listrik. Seperti dilansir Autoevolution, mobil tersebut tersedia tiga pilihan yakni mobil listrik kecil dua penumpang (Eco E), truk pick-up ( EcoTruck), dan EcoVan.
Soal harga, jauh lebih murah. Eco E dijual 9.995 dolar AS atau sekitar Rp 95 juta, Eco Truk 16.995 dolar AS atau sekitar Rp 163 juta, dan Evo Van 17.995 dolar AS atau sekitar Rp 172 juta (asumsi Rp 9.600/dolar AS).
Sedangkan Toyota masih memasarkan mobil listrik mungil eQ, walaupun skenario jangka panjang proyek mobil listriknya sudah tutup buku. Mobil ini masuk pasar Jepang dan AS dengan jumlah terbatas. Harganya sekitar 3,6 juta yen atau sekitar Rp 430 juta.
Mobil eQ memiliki jarak tempuh 100 km. Sebelumnya, Toyota telah memperkenalkan Toyota plug-in Prius yaitu generasi ketiga Toyota Prius. Baterai Toyota plug-in Prius bisa di-charge hanya dalam 180 menit dari 100 volts atau 100 menit dari sumber 200 volts.
Mobil listrik produksi terbaru ini semakin meramaikan pasar kendaraan ramah lingkungan. Sebelumnya telah muncul banyak mobil listrik, sebut saja Tesla Roadster, REVAi, Mitsubishi i MiEV, Nissan Leaf, Smart ED.
Dan produksi mobil listrik nasional tidak sekadar sebagai alternatif pilihan, tapi juga menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia. Berikut lima jenis mobil listrik hasil karya anak negeri:
1. Mobil Sport Tucuxi
Tucuxi, mobil listrik buatan Danet Suryatama dan timnya di Bengkel Kupu-Kupu Malam, merupakan prototipe mobil sport Ferrari. Harga mobil ini cukup mahal mencapai Rp 1,5 miliar dan diproduksi secara terbatas tergantung pemesanan.
Mobil listrik ini tercipta atas kombinasi teknologi Amerika Serikat, China dan Indonesia. Mesin dari AS, baterai dari RRC, dan komponen lain adalah produk lokal. Sedan sport dua pintu ini menggunakan motor listrik bertenaga besar, mampu melaju di kecepatan 100-200 km/jam. Bodynya menggunakan serat karbon berbobot 1400 kg.
2. City Car Gang Car
Menjawab perlunya mobil khusus untuk perkotaan, PT Dirgantara Indonesia menciptakan mobil jenis city car, Gang Car. Bodinya ramping dengan lebar body tidak lebih dari 150 cm, sehingga bisa masuk ke gang-gang sempit. Mobil ini mampu melaju dalam kecepatan 60 km/jam.
Gang Car memiliki empat varian. Dua varian adalah berpenumpang dua orang, satu varian berpenumpang empat orang, dan satu varian berpenumpang dua orang tapi dilengkapi bak terbuka di bagian belakang.
Prototipe mobil listrik untuk city car juga diciptakan mahasiswa UNS. Mobil ini berkapasitas empat penumpang. Pembuatnya sedang berusaha meningkatkan jarak tempuh dari 40 km menjadi mendekati 120 km untuk sekali charge baterai.
3. City Car Evina
Electric Vihicle Indonesia (Evina), mobil listrik yang dikembangkan PLN bersama PT Sarimas Ahmadi Pratama, ini dibanderol dengan harga sekitar Rp 135 juta-200 juta per unit on the road. Tersedia tiga pilihan mobil, dari tipe Standard (S), Grand (G), dan Deluxe (L). Mobil mungil ini mampu menempuh kecepatan maksimum hingga 120 km/jam.
Mobil jenis city car dan berpenumpang empat orang tersebut memiliki spesifikasi baterai lithium ion 36 buah dengan kapasitas baterai 21 kWh. Mampu berjalan sejauh 130 km untuk sekali charge. Mobil listrik ini juga bisa di-charge di rumah dengan tegangan 220 V dengan masa charge sekitar 4-5 jam.
4. EVO
EVO dan Kujang 193 merupakan mobil listrik rintisan kampus yang masih bisa dikembangkan sehingga bisa diproduksi secara massal.
EVO (Electric Vehicle Odyssey) merupakan mobil listrik generasi keempat besutan Tim Mobil Power Listrik, Universitas Negeri Yogyakarta. EVO memiliki dimensi lebar 125 cm, panjang 180 cm, tinggi 100 cm, dan berat 150 kilogram. Kecepatan maksimum 60 km/jam dengan jarak tempuh 45 km untuk sekali charge.
5. Kujang 193
Sedangkan Kujang 193 adalah besutan Tim Si Jalak Harupat dari Universitas Pasundan. Mobil ini berkecepatan 60 km/jam dengan berat 220 kg. Kujang 193 dibuat dengan mesin asal China. Mobil tersebut dirancang menggunakan mesin Panasonic 120 volt 42 Ah.(Marmi Panti Hidayah)